Medali Perak Tingkat Internasional
Pencapaian membanggakan kembali datang dari Universitas Dinamika Surabaya (Undika). Dony Hardyanshah Iramadhan, mahasiswa program studi Manajemen Bisnis angkatan 2024, berhasil meraih medali perak International Poster Design pada acara ‘Psychovibes 2.0‘ bertema ‘Mental Health Matters: Healthy Mind, Strong Body‘. Lomba tingkat internasional ini diselenggarakan oleh Universitas Malikussaleh, Aceh dan berlangsung secara online pada bulan Oktober 2025.
Prestasi ini merupakan yang kesekian kalinya telah diraih Dony. Sebelumnya, ia bersama teman-temannya pernah memenangkan lomba business plan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi swasta di Surabaya. Mereka membuat sebuah prototype permainan monopoli untuk mempermudah belajar para siswa SD.
Baca selengkapnya di sini: Permainan Monopoli Karya Mahasiswa Manajemen Undika Permudah Siswa untuk Belajar secara Interaktif

Poster Bertema Mental Health untuk Gen Z
Dalam kompetisi tersebut, para peserta diminta membuat desain poster dengan tema besar mental health. Dony mengangkat konsep tentang bagaimana Gen Z dapat menjaga kesehatan mental agar tidak mudah down. Poster karyanya ia beri judul ‘Traces of Happiness: Gen Z’s Guide to Mental Wellness‘.
“Ada enam poin utama yang saya tekankan di poster itu. Intinya, bagaimana Gen Z bisa mengelola mental health dengan cara-cara sederhana dan relevan dengan keseharian mereka,” jelasnya.
Meski berasal dari jurusan Manajemen Bisnis, Dony justru dikenal memiliki ketertarikan yang kuat pada desain visual. Ia sering mengikuti lomba poster digital dan bahkan kerap dipercaya membuat slide presentasi atau materi visual ketika ada tugas kelompok. Namun, ia menekankan bahwa ketertarikannya pada visual bukan berarti ia salah jurusan.
“Justru desain itu jadi skill tambahan. Di Manajemen Bisnis sering ada materi presentasi, analisis, dan pitching, jadi kemampuan visualisasi sangat diperlukan. Saya ingin menunjang kompetensi bisnis saya dengan kemampuan desain,” tambahnya.
Kemampuan desain Dony sepenuhnya diperoleh secara otodidak. Ia menggunakan tools seperti Canva dan memperkaya wawasannya dari konten visual yang ia lihat di TikTok. “Saya biasanya cuma lewat-lihat di TikTok. Kalau ada desain lewat di FYP, saya amati komposisinya,” katanya sambil tertawa.

Bangkit dari Rangkaian Kegagalan
Kemenangan ini memiliki makna yang besar bagi Dony. Sebelumnya, ia sudah mengikuti berbagai lomba seperti poster, esai, puisi, hingga cerpen, namun ia belum mendapatkan kesempatan untuk memeroleh juara.
“Waktu libur semester kemarin saya ikut banyak lomba. Tapi pengumumannya barengan, dan semuanya nggak lolos. Itu rasanya dug dug dug, kena mental banget,” ceritanya.
Namun, ia tetap memilih untuk bangkit. Ia mengatakan bahwa semangatnya selalu didukung orang tua yang terus mendorongnya untuk mencoba lagi. Walaupun terdapat jarak yang jauh di antara Dony dan orang tuanya yang berada di Kalimantan Selatan, ia selalu mendapat support penuh dari orang tuanya.
“Ibu saya selalu bilang, ‘Coba aja terus, nanti juga dapat hasilnya’. Jadi saya tetap ikut lomba, walaupun sebenarnya sempat kepikiran mau berhenti dulu,” ungkapnya. Keputusannya untuk terus mencoba akhirnya berbuah manis ketika ia berhasil menjadi medali perak dalam kompetisi ini.
Membagi Waktu di Tengah Kesibukan Kuliah dan Paskibra Festival
Prestasi Dony tidak datang begitu saja. Di bulan-bulan menjelang perlombaan hingga hari-H, ia harus membagi waktu antara kuliah, kesibukan organisasi, serta acara Paskibra Festival 3.0, acara tahunan yang digelar oleh Undika. Karena siang harinya ia fokus pada kuliah dan kegiatan lapangan, Dony biasanya mengerjakan lomba pada malam hari.
“Kalau pagi sampai sore itu fokus kuliah dan persiapan Paskibra Festival 3.0, karena saya jadi panitianya. Jadi biasanya malam baru ngerjain desain atau tugas kuliah lain. Ya, lumayan begadang lah,” katanya.
Meski begitu, ia merasa semua proses tersebut worth it. “Ini nambah pengalaman banget. Kalau kalah, saya bisa tahu kurangnya di mana. Kalau menang ya jadi penyemangat. Yang penting terus berkembang,” ucapnya.

Manfaatkan Ekosistem Digital di Undika
Saat ditanya tentang harapan ke depan, Dony ingin bisa mengikuti lebih banyak kompetisi dan mengukir prestasi baru. Ia juga berharap bisa mengajak lebih banyak teman untuk ikut berprestasi.
“Banyak teman sebenarnya mau ikut lomba, tapi terkendala biaya atau bingung pakai platform desain. Saya sekarang sudah ngajak beberapa teman ikut lomba bareng. Biar sama-sama belajar dan berani mulai,” ujarnya.
Selain itu, setiap kali mengikuti lomba ia selalu mendapatkan dukungan dan apresiasi dari prodinya, yaitu Manajemen Bisnis. Prestasi Dony juga menunjukkan bagaimana lingkungan Universitas Dinamika sebagai kampus IT Surabaya dan salah satu kampus swasta di Surabaya mampu mendorong mahasiswanya untuk mengembangkan kemampuan lintas disiplin.
Meski berasal dari Manajemen Bisnis, Dony berhasil memanfaatkan ekosistem digital di Undika, mulai dari akses teknologi hingga budaya kompetisi kreatif untuk mengasah skill desain. Ia berharap semakin banyak mahasiswa kampus Undika ini yang berani mencoba hal baru dan mengoptimalkan peluang yang ada.