Forum

Asal-Usul Desain di Kue Bulan: Simak Sejarah dan Maknanya

Arti Mooncake Festival 2025

Mooncake Festival 2025 (Festival kue bulan) adalah salah satu festival yang selalu dirayakan oleh masyarakat Tionghoa menjelang bulan Oktober. Festival ini sudah menjadi tradisi masyarakat China setiap tanggal 15 bulan ke-8 berdasarkan perhitungan kalender China.

Festival ini menandakan peristiwa di mana jarak bulan dan bumi menjadi sangat dekat dan menandakan bulan purnama. Festival ini merupakan bentuk rasa syukur, kebersamaan, dan keharmonisan dalam keluarga. Dalam Mooncake Festival 2025 ini, selain berkumpul bersama keluarga, tentunya ada tamu yang sangat spesial, yaitu kue bulan itu sendiri atau mooncake. Masyarakat China biasanya memiliki tradisi memberikan kue bulan sebagai bentuk keharmonisan antar keluarga.

Namun, pernahkah Anda memperhatikan desain pada kue bulan tersebut? Darimana asal-usul desain yang rumit dan indah itu? Kue bulan memiliki desain-desain yang sangat menarik seperti gambar wanita, kelinci, bunga teratai, karakter Mandarin, atau bentuk abstrak dan geometris. Desain tersebut bukan hanya untuk dekorasi, namun menyimpan makna dan sejarah yang dalam dengan budaya China. Desain ini adalah bentuk bahasa visual yang menyampaikan berbagai pesan dan harapan.

Karakter Mandarin (Hanzi): Pesan yang Sarat Makna

Desain yang paling sering dikenali dan paling langsung dalam menyampaikan pesan adalah desain dengan karakter Mandarin atau Hanzi. Setiap karakter tersebut menyimpan pesan dan makna tersendiri, layaknya sebuah doa yang terukir. Karakter seperti 团圆 (Tuányuán) yang berarti “reuni” atau “kebersamaan” adalah yang paling populer, karena menandakan esensi utama dari festival ini yaitu kebersamaan dalam keluarga.

Ada juga karakter 和谐 (Héxié) yang berarti “harmoni”, melambangkan harapan akan kedamaian dan keselarasan dalam keluarga dan masyarakat luas. Karakter lain yang sering digunakan adalah 福 (Fú) yang berarti “keberuntungan” dan 寿 (Shòu) yang berarti “panjang umur”, sering kali diberikan kepada anggota keluarga yang lebih tua sebagai tanda hormat dan harapan baik. Terkadang, kita juga bisa menemukan karakter 發 (Fā) yang berarti “kemakmuran” atau 平安 (Píng’ān) yang berarti “kedamaian dan keselamatan”. Jadi, saat kamu memberikan kue bulan, yang diberikan bukan hanya kue bulan saja, namun kamu juga memberikan doa tulus yang terukir indah bagi kebahagiaan dan kesejahteraan penerima.

Legenda Chang’e – Keanggunan Sang Dewi Bulan

Salah satu desain paling indah dan anggun adalah gambaran Chang’e (嫦娥), sang Dewi Bulan. Menurut kisah rakyat Tiongkok yang paling terkenal, Chang’e adalah istri seorang pahlawan bernama Hou Yi, seorang pemanah ulung yang menyelamatkan bumi dengan memanah jatuh sembilan dari sepuluh matahari yang menghanguskan dunia. Sebagai hadiah atas kepahlawanannya, Hou Yi dihadiahkan sebuah ramuan keabadian dari Ratu Surga.

Namun, salah satu bawahannya yang serakah, kemudian ingin mencurinya saat Hou Yi sedang tidak di rumah. Agar ramuan tersebut tidak jatuh ke tangan yang salah, Chang’e dengan terpaksa meminumnya. Akibatnya, tubuhnya menjadi ringan dan terbang perlahan ke bulan, di mana ia tinggal selamanya, menjadi dewi Bulan.

Desain Chang’e pada kue bulan seringkali ditampilkan sebagai wanita anggun berselendang yang menatap bumi dengan penuh kerinduan pada suaminya. Desain ini adalah simbol keindahan, keanggunan, pengorbanan, dan cinta abadi dari dewi Bulan.

Asal Usul Desain Kue Bulan Simak Sejarah dan Maknanya 1
Ilustrasi Mooncake (Kue Bulan)

Kelinci Giok – Sahabat Setia Dewi Bulan

Jika kamu melihat desain kelinci di atas kue bulan, itu bukanlah kelinci biasa. Ia adalah Kelinci Giok (玉兔, Yùtù), sahabat setia Dewi Chang’e di bulan. Ada beberapa versi cerita mengenai asal-usulnya, salah satunya menceritakan tentang tiga dewa yang menyamar menjadi pengemis tua untuk menguji kebaikan hati para binatang. Monyet, berang-berang, dan serigala membawa makanan untuk mereka, tetapi kelinci, yang tidak memiliki apa-apa untuk diberikan, melompat ke dalam api untuk mengorbankan dirinya sebagai makanan.

Tersentuh oleh pengorbanannya, para dewa membangkitkannya dan membawanya ke bulan untuk menjadi Kelinci Giok yang abadi. Diceritakan kelinci inilah yang menemani sang dewi dan tanpa lelah membuat ramuan keabadian untuknya dengan alu dan lesung.

Gambar Kelinci Giok, yang sering ditampilkan sedang menumbuk sesuatu, menjadi simbol pengabdian, kemurnian, kerja keras, dan pengorbanan tanpa pamrih. Bagi banyak orang, desain ini juga melambangkan harapan akan kesehatan dan umur panjang, karena ia adalah pembuat ramuan keabadian.

Bunga-Bungaan – Simbol Kemakmuran dan Keindahan

Desain bunga juga sering dijumpai dalam kue bulan dan memiliki makna yang dalam, merefleksikan keindahan alam dan harapan manusia. Setiap jenis bunga memiliki simbol tersendiri. Bunga Peoni (牡丹, Mǔdān), yang dikenal sebagai “Raja Para Bunga”, adalah simbol kekayaan, kemakmuran, dan kehormatan. Bunga Teratai (莲花, Liánhuā), yang tumbuh dari lumpur namun tetap bersih dan indah, melambangkan kemurnian, kesucian, pencerahan spiritual, dan keharmonisan.

Sementara itu, bunga Krisan (菊花, Júhuā) yang mekar di musim gugur, sering dikaitkan dengan umur panjang, ketabahan, dan keberuntungan. Ada pula bunga Anggrek (兰花, Lán​huā) yang melambangkan keanggunan, kesuburan, dan persahabatan yang luhur. Desain bunga ini bukan hanya untuk dekorasi yang indah, namun juga bentuk rasa syukur atas karunia alam dan doa untuk kehidupan yang sejahtera.

Pola Geometris dan Awan – Lambang Kesatuan Abadi

Selain gambar figuratif, kue bulan juga banyak diisi oleh pola-pola geometris atau ukiran awan yang rumit. Pola-pola ini seringkali membentuk bingkai di sekitar desain utama, menambah kedalaman filosofis pada kue. Pola jalinan atau simpul tak berujung, misalnya, melambangkan keabadian, umur panjang, dan aliran keberuntungan yang tidak terputus.

Lingkaran konsentris atau pola kisi-kisi melambangkan kesatuan keluarga, keteraturan, dan keutuhan, sejalan dengan bentuk bulat kue itu sendiri yang juga melambangkan kebersamaan. Sementara itu, ukiran awan keberuntungan (祥云, Xiángyún) adalah simbol surga, nasib baik, dan transformasi. Pola-pola ini mungkin terlihat abstrak, tetapi mereka membawa makna filosofis yang mendalam tentang siklus kehidupan, keseimbangan alam semesta, dan harapan akan takdir yang baik.

Desain yang Menekankan Nilai dan Warisan Budaya

Keindahan desain-desain ini tidak lahir begitu saja. Di baliknya, ada keahlian tangan-tangan terampil yang mengukir cetakan kue bulan, yang biasanya terbuat dari kayu. Setiap cetakan adalah sebuah karya seni tersendiri, diwariskan dari generasi ke generasi. Proses menekan adonan ke dalam cetakan kayu yang telah diukir dengan detail inilah yang mentransfer cerita dan makna ke permukaan kue. Ini adalah perpaduan sempurna antara seni kuliner dan seni ukir, sebuah tradisi yang menunjukkan betapa dalamnya penghargaan terhadap detail dan penceritaan visual.

Desain yang terukir di atas kue bulan bukan hanya alat dekoratif. Setiap ukiran di atasnya menyimpan pesan akan kebaikan, menyampaikan doa yang tulus, serta merefleksikan nilai-nilai moral seperti kebersamaan, harmoni, dan rasa syukur. Di era digital ini, desain-desain dengan bentuk kontemporer seperti karakter kartun, logo perusahaan, atau bahkan desain minimalis akan lebih sering ditemukan. Bahkan dengan penggunaan AI, akan ada lebih banyak variasi desain pada kue bulan di masa depan. Meskipun inovasi ini menarik, kekuatan desain tradisional tidak pernah pudar. Justru, dengan memahami asal-usul desain klasik seperti Chang’e, Kelinci Giok, atau karakter Hanzi, kita dapat lebih menghargai kedalaman dan kekayaan dari Mooncake Festival. Desain pada kue bulan menunjukkan adanya cerita-cerita bernilai di balik kemeriahan perayaan Mooncake Festival 2025.

Desain sebagai Media Komunikasi Visual

Desain pada kue bulan juga dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi mahasiswa, terutama mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV). Ini adalah bukti nyata bahwa di atas ukiran dekoratif sebuah makanan sekalipun, desain dapat berfungsi sebagai medium komunikasi visual yang kuat, melintasi batas bahasa dan generasi untuk menyampaikan cerita, nilai, dan emosi kepada sesama manusia.

Apakah kamu tertarik dengan bagaimana sebuah desain yang indah bisa menyimpan cerita yang begitu kompleks? Jika ya, maka dunia Desain Komunikasi Visual adalah panggilanmu. Universitas Dinamika menawarkan program studi DKV yang dirancang untuk membangkitkan potensimu.

Di program studi ini, kamu tidak hanya belajar teknik menggambar atau menggunakan perangkat lunak, tetapi kamu akan dibimbing untuk mengasah kreativitasmu, memahami bahasa visual, meneliti budaya, dan menjadi seorang komunikator visual yang andal. Kamu akan belajar bagaimana mengubah ide menjadi karya yang menginspirasi.

Kamu membutuhkan informasi lebih lanjut seputar DKV Undika? Hubungi student counselor kami di nomor 087787604039 atau klik logo WA di halaman ini. Kami siap bantu kamu step by step biar daftar kuliahmu jadi lebih mudah 🔥

dkv undika
Jadi Expert di Dunia Branding & Advertising bersama DKV Universitas Dinamika!

Artikel Terbaru