Prestasi & Inovasi

Trio Mahasiswa DKV Undika Go International, Raih 3 Medali Emas di Lomba JISF

JISF, Ajang Bergengsi Tingkat Internasional

Tiga mahasiswa program studi S1 Desain Komunikasi Visual (DKV) kembali mengharumkan nama kampus Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya). Mereka berhasil menyabet tiga medali sekaligus dalam ajang Jakarta International Science Fair (JISF) yang diselenggarakan di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada penghujung April 2025. Lomba ini adalah lomba tingkat internasional yang diikuti oleh 15 negara, seperti Meksiko, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, dan masih banyak yang lainnya.

JISF adalah ajang bergengsi yang mempertemukan para inovator muda dari berbagai negara dalam unjuk kreativitas dan kecerdasan di bidang sains dan teknologi. Lomba ini menjadi panggung penting bagi mahasiswa dan pelajar untuk menampilkan hasil riset, eksperimen, dan inovasi yang berorientasi pada solusi masa depan. Terdapat tujuh kategori yang dilombakan dalam JISF, beberapa diantaranya adalah environmental science, life sciences, engineering, education, dan lain-lain. Perlombaan ini dapat diikuti oleh pelajar, mahasiswa, hingga guru atau dosen.

Dalam perlombaan ini, trio mahasiswa DKV Undika mendaftarkan diri mereka di kategori edukasi dengan membawakan karya inovatif mereka yang berjudul ‘BhinekakCo’, yaitu sebuah board game edukatif berupa stacko bertemakan pakaian adat dari suku-suku yang ada di Indonesia. Karakter yang ada di board game ini menggunakan pakaian adat, sehingga saat pemain menyusun stacko, mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang baju adat masing-masing suku di Indonesia.

Artikel Lainnya :  Mahasiswa DKV Raih Juara 1 Tingkat Internasional di Ajang 'ISIF 2024'

BhinekakCo, Terobosan Inovatif PBG.Idea

bhinekakco karya mahasiswa dkv undika
BhinekakCo, Board Game Edukatif karya Tiga Mahasiswa DKV Undika.

Board game ‘BhinekakCo’ adalah karya terbaru dari ketiga mahasiswa DKV yang bernama Tegar Prasetiyo, Mochammad Rizki Ramadhan, dan Haekal Rahmami Loka Jaya. Board game yang sekaligus menjadi media pembelajaran inovatif ini dibuat untuk memudahkan peserta didik, terutama anak-anak tingkat sekolah dasar agar mendapat informasi seputar pakaian adat khas Indonesia. “Untuk menambah engagement dengan peserta didik, kami juga menyematkan teknologi augmented reality (AR) yang bisa digunakan oleh mereka,” tutur Tegar, perwakilan dari tim PBG.Idea, yang merupakan nama tim dari ketiga mahasiswa DKV tersebut.

AR ini terletak pada kartu-kartu yang tersedia di paket board game ini, dan peserta bisa me-scan kartu di gadget mereka agar dapat merasakan experience AR secara langsung. Setelah me-scan, peserta akan disuguhkan dengan karakter yang menggunakan pakaian adat sesuai dengan kartu yang mereka scan, ditambah dengan ada voice over yang menjelaskan tentang pakaian adat tersebut sehingga tidak hanya menyediakan dari segi visual saja, namun peserta didik juga bisa belajar melalui audio visual. (klik di sini untuk mengetahui detail BhinekakCo)

Tegar kemudian menambahkan bahwa terdapat penambahan mode bermain dalam versi BhinekakCo terbaru yang dilombakan di JISF lalu. “Kami menambahkan mode game baru, yaitu Pancasila Hunter, di mana pemain dapat belajar mata pelajaran kewarganegaraan dasar,” ucapnya. Pemain diajak untuk meletakkan kartu di atas lima lambang yang terdapat di dada Pancasila, dan setiap jawaban benar akan mendapatkan stacko dengan jumlah yang sesuai dengan aturan di kartunya.

Artikel Lainnya :  Yudisium Ke-1 Semester Ganjil 2024/2025 (241)

Penambahan mode game ini telah mereka persiapkan satu bulan sebelum lomba dimulai, yaitu pada bulan Maret. “Kami mengerjakan semuanya dalam jangka waktu satu bulan (termasuk brainstorming mode game baru, latihan presentasi, pengaplikasian mode game baru, dll.), sehingga kami membutuhkan waktu temu yang intens,” ujar Haekal.

Fitur AR dalam board game edukatif ‘BhinekakCo’.

Borong Medali Emas di Tiga Kategori Sekaligus

Tim ‘PBG.Idea’ yang terdiri dari mahasiswa DKV Undika bernama Haekal, Tegar, dan Rizki.

Selama mengikuti rangkaian perlombaan, Haekal mengatakan bahwa mereka beberapa kali harus dihadapkan oleh kendala, ditambah lagi ini merupakan kali pertama Haekal dan Rizki mengikuti lomba tingkat internasional. “Sebelumnya kami hanya memiliki pengalaman dalam lomba tingkat nasional, dan di perlombaan yang sekarang kami harus mempersiapkan lebih banyak hal-hal yang diperlukan saat mengikuti lombanya,” kata Rizki. Mereka pun juga harus memelajari Bahasa Inggris lebih dalam karena bahasa yang digunakan dalam lomba tersebut adalah Bahasa Inggris.

Selain dari kendala teknis, mereka juga sempat bertemu dengan kontestan lain yang mereka rasa lebih well prepared secara ide, produk, dan gaya presentasi. Namun, mereka tidak terpaku dalam kendala-kendala tersebut. Mereka tetap fokus untuk menunjukkan dan mempresentasikan karya BhinekakCo mereka, yang sebelumnya juga pernah menyabet medali emas di lomba business plan tingkat nasional di acara ITB-Indragiri Expo 2025 pada bulan Januari 2025 lalu.

Artikel Lainnya :  Buku Ilustrasi Digital “Mengenal Pahlawan dalam Upacara Bendera” Tawarkan Kisah Pahlawan secara Kreatif

Atas dedikasi mereka untuk memberikan yang terbaik di lomba JISF, trio mahasiswa DKV ini pun berhasil mendapatkan hasil yang memuaskan. Mereka berhasil membawa pulang tiga medali emas sekaligus di lomba yang sama. Ketiga mahasiswa ini meraih medali emas atas lomba kategori Project Educational Game of Assembling (STACKO) Utilizing Augmented Reality (AR) as a Learning Medium for Indonesian Traditional Clothing Diversity in Early Childhood, Malaysia Young Scientist Organization (MYSO) Special Award, dan Grand Prize JISF 2025.

Hal ini tentunya menjadi udara segar bagi trio mahasiswa ini, karena kerja keras dan usaha mereka mengejar lomba ini dalam kurun waktu satu bulan pun terbayarkan. “Kami sangat bersyukur bahwa kami kembali diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil karya kami di depan juri dan kontestan lain, dan berkesempatan untuk membawa pulang medali-medali emas ini,” ucap Tegar.

Walaupun mereka telah memborong medali emas di tiga kategori, mereka tidak ingin berpuas diri. Pencapaian prestasi ini akan menjadi bahan bakar mereka untuk memberikan yang lebih baik lagi ke lomba lainnya yang akan mereka ikuti dan memborong lebih banyak lagi medali emas.

Artikel Terbaru

Open chat
Hai, Ada yang bisa kami bantu ?