Berita

Undika Angkat Isu Kesehatan Mental Lewat Seminar Mahasiswa

Di tengah meningkatnya tekanan akademik dan gaya hidup serba cepat, isu kesehatan mental pada kalangan mahasiswa adalah hal yang perlu diperhatikan. Melihat fenomena ini, Universitas Dinamika (Undika) Surabaya menggelar seminar bertajuk ‘Seminar Mental Health’ pada Kamis (25/09/2025) yang diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) yang berkolaborasi dengan Satgas PPKPT Undika.

Acara ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman pentingnya kesehatan mental sekaligus untuk memberikan edukasi mengenai manajemen stres dan menciptakan lingkungan kampus yang suportif.

Seminar yang diadakan di Ruang Serbaguna Universitas Dinamika ini menghadirkan Achmad Jailani Sholeh, yang merupakan seorang Guru Bimbingan dan Konseling SMPN 50 Surabaya dan seorang lulusan Universitas Negeri Surabaya.

Artikel Lainnya :  OJK: Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan, Antisipasi Sivitas Universitas Dinamika dari Jeratan Pinjol

Seminar Kesehatan Mental Undika 1
Seminar Kesehatan Mental Universitas Dinamika

Mahasiswa adalah Kelompok yang Paling Rentan

Dalam pemaparannya, Achmad menunjukkan data riset nasional yang cukup mengejutkan. Berdasarkan survei I-NAMHS tahun 2022, sekitar 34.9% remaja Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental, dan 5,5% di antaranya sudah tergolong gangguan mental klinis.

“Mahasiswa adalah kelompok yang paling rentan. Tekanan akademik, ekspetasi tinggi, dan kurangnya dukungan sosial seringkali menjadi pemicu stres, depresi, bahkan keinginan untuk menyerah,” ucapnya.

Ia juga memaparkan hasil penelitian dari berbagai universitas di Indonesia yang menunjukkan lebih dari sepertiga mahasiswa mengalami depresi, terutama saat menghadapi masa transisi, tugas berat, dan adaptasi lingkungan baru. Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan perlunya sistem pendampingan psikologis yang lebih kuat di dunia kampus.

Artikel Lainnya :  Kuliah Tamu Internasional, "Smart Cities and Healtcare with AI"

“Kesehatan mental bukan sekadar urusan pribadi, tapi tanggung jawab kolektif. Kampus harus hadir sebagai ruang aman untuk mahasiswa berbagi dan mencari pertolongan,” tambahnya.

Langkah-Langkah Menjaga Kesehatan Mental

Selain membedah data dan fenomena, Achmad juga memberikan solusi praktis agar mahasiswa dapat menjaga keseimbangan hidup. Ia mengajak peserta melakukan refleksi dan praktik sederhana, seperti mengatur waktu belajar, rutin journaling, menerapkan teknik pernapasan untuk meredakan stres, serta berani meminta bantuan profesional bila diperlukan.

“Mencari bantuan adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan. Setiap orang butuh dukungan dalam perjalanan hidupnya,” ujarnya.

Di akhir sesi, Achmad menegaskan pentingnya peran kampus dalam menjaga kesejahteraan psikologis mahasiswa.

Well-being mahasiswa harus menjadi prioritas utama di dunia pendidikan tinggi. Kampus bukan hanya tempat menuntut ilmu, tapi juga ruang tumbuh yang sehat, suportif, dan penuh empati,” tegasnya.

Artikel Lainnya :  Bikin 99 Komik Adab Bersama Undika, MI Muhammadiyah 27 Surabaya Tanamkan Adab Sejak Dini

Pernyataan tersebut menjadi penutup yang menggugah banyak peserta. Beberapa mahasiswa mengaku merasa lebih sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan diri.

“Kadang kita terlalu sibuk mengejar prestasi sampai lupa bahwa istirahat juga bagian dari produktivitas,” ungkap salah satu peserta seminar saat sesi tanya jawab dengan narasumber.

Dengan semangat kepedulian dan edukasi, Universitas Dinamika berharap seminar ini menjadi langkah nyata dalam membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara mental dan emosional.

Artikel Terbaru