Keren dan inovatif—itu kesan pertama dari karya mahasiswa prodi Teknik Komputer Universitas Dinamika (Undika) satu ini. Lewat project kerja praktek (KP), mereka berhasil mengembangkan sebuah arm robot (robot lengan) yang bisa dikendalikan cuma dengan isyarat tangan, tanpa sentuh tombol apa pun.
Robot lengan ini diciptakan oleh Achmad Bayu Setiawan dan Wildan Atho’illah dan diberi nama “Image Processing-Based Robot Arm for Hand Gesture Processing“.
Robot lengan ini mengandalkan teknologi computer vision, servo motor, dan sistem interaksi manusia-mesin yang intuitif. Robot ini bisa ‘membaca’ gerakan tangan penggunanya secara real time, lalu bergerak sesuai gestur yang ditampilkan.
“Kami ingin menciptakan sistem yang bisa dikendalikan dengan isyarat tangan secara langsung, tanpa perlu menyentuh tombol atau alat bantu lain. Jadi semua perintah cukup dilakukan lewat gestur sederhana,” jelas Bayu, salah satu mahasiswa pencipta arm robot ini.

Empat Gestur Tangan untuk Mengendalikan Robot
Ada empat gestur utama yang dikenali oleh robot lengan ini:
- Peace sign (✌️ ) untuk menyalakan robot
- Metal sign (🤘 ) untuk reset
- Tangan terbuka (🖐️) untuk mengaktifkan pergerakan
- Menggenggam (✊ ) untuk mengambil objek ringan
Sistem ini menggunakan teknologi mediapipe hand landmark dari Google, yang mampu mendeteksi titik-titik pada tangan lewat kamera.
Data visual ini kemudian diolah menggunakan kecerdasan buatan (AI) agar robot lengan mereka bisa ‘memahami’ maksud dari gestur yang diberikan.

Diprogram dengan Bahasa Python
Robot ini diprogram menggunakan bahasa Python, dan merupakan proyek robotik pertama dari kedua mahasiswa pengembang robot ini. Meski baru pertama kali terjun ke dunia robotika, mereka berhasil membangun sistem yang fungsional dan cukup impresif untuk ukuran prototipe.
Proses pengembangannya tentu tak lepas dari tantangan, terutama dalam menyelaraskan gerakan robot dengan gestur tangan secara akurat. Dibutuhkan banyak proses trial and error agar sistem bisa merespons perintah secara konsisten.
“Kami sempat menemui kendala, contohnya dari sisi pemrograman. Kami harus mengutik-utik programnya agar gerakan yang ditangkap bisa sesuai dengan perintah yang ditentukan,” ujar Wildan.

Siap Ikut Lomba Inovasi Nasional dan Terus Dikembangkan
Saat ini, robot lengan tersebut sedang dipersiapkan untuk diikutsertakan dalam kompetisi inovasi tingkat nasional. Mereka berharap karya ini bisa jadi lebih dari sekadar proyek kampus, dan berkembang menjadi teknologi bantu yang nyata.
“Harapan kami, robot ini nggak cuma berhenti di tahap prototipe, namun bisa terus dikembangkan jadi alat bantu yang benar-benar fungsional,” tutur Bayu.

Inovasi dari Kampus, untuk Masa Depan yang Lebih Inklusif
Dengan karya ini, mahasiswa Universitas Dinamika menunjukkan bahwa inovasi tak harus dimulai dari laboratorium canggih.
Semangat eksplorasi, kemauan belajar, dan ide sederhana bisa jadi fondasi kuat untuk menghadirkan solusi nyata yang bermanfaat bagi banyak orang.