Pentingnya Peralatan Anak DKV

Hai calon desainer masa depan! Kalau kamu baru saja memutuskan untuk terjun ke dunia Desain Komunikasi Visual atau yang lebih akrab disebut DKV, kamu mungkin sedang bertanya-tanya tentang persiapan apa saja yang harus dilakukan. DKV itu bukan sekadar jurusan menggambar atau bikin poster semata.
DKV adalah ilmu mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik, serta media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual. Aktivitas kuliahnya sangat beragam dan seru, mulai dari fotografi, ilustrasi, tipografi, desain antarmuka (UI/UX), videography, hingga animasi 3D. Kamu akan dituntut untuk memecahkan masalah komunikasi melalui elemen visual, yang artinya otak kamu akan dipaksa bekerja kreatif setiap hari.
Karena aktivitas perkuliahan yang padat dengan pengolahan grafis digital, memilih perangkat atau device yang tepat menjadi hal yang krusial dan tidak bisa ditawar. Bayangkan kalau kamu sedang dikejar deadline tugas animasi, tapi laptop kamu tiba-tiba freeze atau mati mendadak karena tidak kuat memproses data. Itu adalah mimpi buruk bagi setiap mahasiswa desain. Perangkat yang mumpuni bukan hanya soal gaya-gayaan, tapi soal investasi produktivitas.
Device yang tepat akan membantu kamu mengeksekusi ide dengan lancar, mempercepat waktu kerja (rendering), dan memastikan hasil warna yang kamu lihat di layar sesuai dengan hasil cetak atau tampilan akhir. Oleh karena itu, memiliki starter pack yang solid adalah langkah awal yang wajib kamu siapkan sebelum masuk ke perkuliahan.
Berikut adalah 3 starter pack anak DKV yang wajib dimiliki untuk menunjang kreativitas dan produktivitas selama kuliah.
1. Laptop dengan Spesifikasi Tempur

Starter pack anak DKV yang pertama adalah laptop. Benda ini adalah nyawa dari hampir semua tugas yang akan kamu kerjakan. Berbeda dengan jurusan sastra atau ekonomi yang mungkin cukup dengan laptop standar untuk mengetik dokumen, anak DKV butuh mesin yang lebih bertenaga. Kenapa? Karena aplikasi yang akan kamu gunakan sehari-hari seperti Adobe Photoshop, Illustrator, Premiere Pro, After Effects, atau Blender membutuhkan sumber daya komputasi yang besar.
Pertama, perhatikan prosesor (CPU). Usahakan minimal menggunakan Intel Core i5 generasi terbaru atau AMD Ryzen 5 seri 5000 ke atas. Ini adalah otak dari laptopmu. Semakin pintar otaknya, semakin cepat dia memproses perintah. Kedua, yang tidak kalah penting adalah RAM.
Untuk standar aplikasi desain saat ini, RAM 8GB itu adalah batas minimal yang sangat mepet. Sangat disarankan untuk langsung mengambil RAM 16GB agar kamu bisa melakukan multitasking, misalnya membuka Photoshop dan Illustrator secara bersamaan tanpa mengalami kendala macet atau lag.
Ketiga, dan ini sering diabaikan, adalah kualitas layar. Sebagai desainer, mata kamu adalah aset. Kamu butuh layar dengan akurasi warna yang tinggi. Carilah laptop yang layarnya sudah menggunakan panel IPS (In-Plane Switching) dan memiliki cakupan warna sRGB mendekati 100%. Jangan memilih layar panel TN atau TFT murah karena warnanya akan terlihat pucat dan berubah jika dilihat dari sudut yang berbeda.
Kalau warnanya tidak akurat, desain yang terlihat bagus di laptopmu bisa jadi terlihat hancur warnanya saat dilihat di HP orang lain atau saat dicetak. Terakhir, pastikan ada kartu grafis (GPU) terdedikasi seperti NVIDIA RTX series jika kamu berniat mengambil peminatan video atau 3D, karena ini akan sangat membantu mempercepat proses rendering.
2. Pen Tablet atau Display Tablet

Setelah laptop, starter pack anak DKV yang kedua adalah tablet grafis. Menggambar menggunakan mouse itu sangat sulit. Gerakan tanganmu akan kaku dan hasilnya tidak akan luwes. Di sinilah peran pen tablet atau sering disebut drawing pad. Alat ini memungkinkan kamu menggambar di komputer layaknya menggambar di atas kertas menggunakan pensil.
Ada dua jenis utama yang bisa kamu pilih. Pertama adalah Pen Tablet konvensional (seperti merek Wacom Intuos atau Huion Inspiroy). Ini adalah lempengan plastik hitam yang kamu sambungkan ke laptop, dan kamu menggambar di atasnya sambil melihat ke layar monitor. Harganya relatif terjangkau dan sangat tahan banting. Ini adalah pilihan paling populer untuk mahasiswa baru karena ramah di kantong dan fungsinya sudah sangat cukup untuk tugas-tugas dasar hingga menengah.
Pilihan kedua adalah Display Tablet atau tablet yang memiliki layar sendiri (seperti Wacom Cintiq atau iPad Pro dengan Apple Pencil). Dengan alat ini, kamu bisa menggambar langsung di atas layar, yang memberikan pengalaman lebih intuitif dan natural. iPad Pro atau tablet Android high-end belakangan ini menjadi primadona baru bagi anak DKV karena portabilitasnya.
Kamu bisa membawanya ke kafe, mengerjakan sketsa kasar, atau membuat ilustrasi vector di mana saja tanpa harus membuka laptop besar. Namun, ingat bahwa aplikasi di tablet (seperti Procreate) mungkin berbeda dengan standar industri di PC, jadi pastikan kamu tetap menguasai software desktop. Yang paling penting dari alat ini adalah fitur pressure sensitivity, di mana tebal tipisnya garis ditentukan oleh seberapa kuat kamu menekan pena, persis seperti kuas asli.
3. Alat Pendukung
Selain media digital, jangan lupakan Sketchbook (buku sketsa) dan alat tulis manual. Meskipun kita hidup di era digital, ide terbaik seringkali muncul saat kita mencoret-coret kertas. DKV mengajarkan proses berpikir yang kreatif. Sebelum masuk ke komputer, dosen biasanya mewajibkan kamu membuat sketsa kasar atau thumbnail manual di kertas untuk mematangkan konsep.
Selalu bawa buku sketsa ukuran apapun yang praktis beserta pensil dan drawing pen. Selain untuk tugas, ini melatih tanganmu agar tetap luwes dan peka terhadap komposisi visual. Jadi, jangan remehkan kekuatan kertas dan pensil di tengah gempuran teknologi canggih.
Selain itu, spesifikasi pensil dan alat warna konvensional lain juga perlu diperhatikan. Spesifikasi pensil untuk anak DKV biasanya lebih detail dan berbeda-beda tergantung kebutuhan, begitu juga dengan alat lain seperti kuas untuk cat warna. Selalu cek kebutuhanmu sebelum membeli semua peralatan ini.
Kesimpulan
Menjadi mahasiswa DKV memang membutuhkan modal peralatan yang tidak sedikit, namun anggaplah ini sebagai investasi jangka panjang untuk karier masa depanmu. Laptop dengan spesifikasi mumpuni akan menjadi mesin kerja utamamu, drawing tablet akan menjadi kanvas digital tempat kamu menumpahkan kreativitas, dan alat pendukung seperti buku sketsa akan menjaga alur kerjamu tetap aman dan terorganisir. Ketiga elemen ini saling melengkapi untuk memastikan kamu bisa bertahan dan berkembang selama masa perkuliahan.
Namun, perlu diingat juga bahwa alat yang canggih hanyalah pendukung. Kunci utamanya tetap ada pada “man behind the gun” alias kemampuan dan kreativitas kamu sendiri. Jangan berkecil hati jika belum bisa membeli yang paling mahal atau flagship.
Mulailah dengan apa yang kamu mampu beli, asalkan spesifikasinya memenuhi standar minimal untuk menjalankan software yang dibutuhkan. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya skill kamu, kamu bisa menabung untuk meng-upgrade peralatanmu satu per satu.
Nah, jika kamu sudah siap dengan mental baja dan starter pack yang tepat, langkah selanjutnya adalah memilih tempat belajar yang bisa memaksimalkan potensimu. S1 Desain Komunikasi Visual di Universitas Dinamika adalah tempat yang tepat untuk mengasah skill dan membangun portofolio profesionalmu.
Dengan kurikulum yang relevan dengan industri, fasilitas laboratorium yang lengkap, serta dosen-dosen praktisi yang berpengalaman, Universitas Dinamika siap mencetak desainer-desainer handal yang siap bersaing di kancah global. Segera kunjungi website kami atau hubungi kami via 087787604039.