Media Pembelajaran yang Inklusif
Anak berkebutuhan khusus membutuhkan media pembelajaran yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki fitur yang mampu menyesuaikan dengan kemampuan dan cara belajar mereka. Karena itu, diperlukan media yang dirancang khusus agar materi dapat disampaikan dengan lebih mudah, inklusif, dan sesuai kebutuhan setiap anak.
Menjawab tantangan tersebut, dosen Universitas Dinamika Surabaya (Undika) mengembangkan sebuah media pembelajaran biologi khusus ABK, yang kini telah disalurkan ke beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jawa Timur. Media ini memuat tiga materi utama, yaitu organ tubuh, sistem pernapasan, dan sistem pencernaan yang disajikan secara interaktif agar lebih mudah dipahami oleh para siswa.
Media pembelajaran yang dinamai ‘Flanatomy: Puzzle 3D Augmented Reality’ ini merupakan proyek yang dapat membantu anak dengan gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) yang seringkali mengalami kesulitan fokus dan mempertahankan perhatian dalam proses pembelajaran.

Didukung dengan Teknologi Futuristik
Flanatomy menghadirkan puzzle 3D yang menggunakan bahan kain flanel untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus untuk menstimulasi sensori mereka, sekaligus aman saat digunakan. Potongan-potongan puzzle juga memiliki warna-warna yang sesuai dengan warna organ tubuh asli, sehingga anak-anak dapat lebih mudah mengenali bentuk dan fungsi setiap organ secara visual maupun taktil.
“Dengan Flanatomy, anak-anak bisa menempelkan potongan puzzle sesuai dengan tempatnya. Selain itu, terdapat teknologi augmented reality (AR) yang dapat menarik perhatian mereka dengan memberikan pembelajaran melalui audio dan visual,” tutur Bambang Hariadi, Ketua Tim Peneliti Flanatomy Undika pada Selasa (9/12).
Berawal dari bulan Mei 2025, tim peneliti Flanatomy berjibaku untuk menciptakan sebuah media pembelajaran inklusif yang bisa menjadi solusi bagi anak-anak berkebutuhan khusus maupun guru SLB.
Proyek yang dibiayai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini telah mencapai tahap final dan sudah dibagikan kepada guru-guru SLB pada acara diseminasi hasil penelitian di Yello Hotel pada Selasa (09/12).

Berdampak Positif bagi Penyandang Disabilitas
Para guru SLB antusias dengan kehadiran Flanatomy karena sangat membantu proses pembelajaran siswa. Fitur-fitur interaktifnya memungkinkan siswa dengan berbagai kebutuhan belajar untuk terlibat secara aktif dan memahami materi dengan cara yang lebih sesuai dengan kemampuan mereka.
“Salah satu pelajaran kami di sekolah adalah bina diri, yang mengajak anak untuk mengenal diri mereka. Melalui Flanatomy, media ini akan sangat bermanfaat bagi anak-anak kami karena dapat menambah keilmuan yang akan mudah dipelajari oleh anak-anak kami,” ucap Handoko, Kepala Sekolah SLB Autis Mutiara Hati Surabaya.
Selain itu, Kepala Sekolah SLB Putra Mandiri Surabaya, Dyajeng Ayu Mega Puspita, mengatakan bahwa materi yang disampaikan di Flanatomy sesuai dengan capaian pembelajaran di sekolah.
“Selain membantu anak-anak berkebutuhan khusus belajar, Flanatomy juga memudahkan guru dalam memberi ilmu pengetahuan kepada mereka,” ujar Dyajeng.
Kepala Bidang PK-PLK Dinas Pendidikan Jawa Timur, Iva Candraningtyas, berharap untuk ke depan Flanatomy akan hadir dalam materi yang berbeda sehingga dapat menambah wawasan para anak-anak berkebutuhan khusus.
“Kita memerlukan media pembelajaran yang inklusif seperti Flanatomy ini, karena pendekatan audio, visual, dan taktil sangat membantu siswa dalam memahami konsep biologi. Harapannya, inovasi seperti ini bisa terus berkembang dan merambah ke materi-materi lain agar ilmu pengetahuan bagi anak berkebutuhan khusus semakin luas,” pungkasnya.
Terciptanya media pembelajaran inklusif ini juga merupakan bentuk komitmen Undika yang selaras dengan semangat Diktisaintek Berdampak besutan Kemdiktisaintek, yang mengajak perguruan tinggi untuk berperan aktif mengatasi isu-isu di tengah kehidupan masyarakat.
