Berita

Dari Pedalaman Papua, Yosea Berhasil Raih Gelar Sarjana di Undika

Kisah Yosea Mirin, Lulusan Undika asal Papua

Perhelatan acara Wisuda ke-55 Universitas Dinamika (Undika) Surabaya telah berlangsung pada Sabtu (18/10/2025). Dibalik kesuksesan, kemegahan, dan momen haru biru acara tersebut, terdapat sebuah kisah inspiratif tersendiri yang berasal dari salah satu wisudawan Undika.

Wisudawan ini berasal dari program studi S1 Teknik Komputer, yang bernama Yosea Mirin. Ia adalah salah satu wisudawan yang berasal dari Indonesia bagian Timur, yaitu Papua. Di tengah segala keterbatasan yang ia alami, tidak memutuskan semangat dan kegigihannya dalam meraih gelar sarjana di Undika.

Berasal dari sebuah Kampung Kecil di Papua

Yosea, begitu biasa ia dipanggil, berasal dari kampung yang kecil bernama Ila, yang terletak di Kecamatan Korupun, Kabupaten Yahukimo, Papua. Ia lahir dan tumbuh besar di lingkungan pedalaman yang jauh dari kehidupan kota, dengan keterbatasan akses transportasi, pendidikan, maupun teknologi.

Ia bercerita bahwa kehidupannya dan masyarakat di kampung Ila sangat bergantung pada hasil bumi, seperti ubi, keladi, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Masyarakat menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh kesederhanaan, di mana nilai kekeluargaan dan saling membantu menjadi hal yang utama.

“Lingkungan seperti itulah yang mendidik saya untuk tetap berjuang, sekalipun dalam berbagai keterbatasan yang ada,” tuturnya.

Sambil mengingat masa kecilnya, Yosea mengatakan bahwa kendala utama di wilayahnya adalah transportasi. Medan geografis yang sangat berat membuat akses darat hampir mustahil ditembus. “Satu-satunya akses keluar-masuk wilayah saya adalah menggunakan pesawat perintis berbadan kecil milik misionaris dan pemerintah, itupun hanya bisa masuk satu atau dua kali dalam satu bulan,” imbuhnya.

Walaupun tumbuh dalam kondisi seperti itu, Yosea tidak pernah sekalipun terbesit untuk mengeluh. Baginya, tumbuh besar di pedalaman memberikan pelajaran yang berharga tentang arti kerja keras. Keterbatasan fasilitas tidak menjadi alasan untuk berhenti bermimpi dan berjuang.

Artikel Lainnya :  Damai dan Sukacita Natal Bersama Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Doa (UKPD)

“Menurut saya, justru dari kampung halaman yang jauh dari fasilitas modern yang membuat saya menemukan motivasi untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi, dengan harapan membawa perubahan baik bagi keluarga, masyarakat, dan daerah tempat saya berasal,” ujarnya.

Yosea Mirin Wisudawan Undika S1 Teknik Komputer
Yosea Mirin, Lulusan S1 Teknik Komputer Universitas Dinamika Surabaya

Jalan Kaki Tiga Hari Tiga Malam Demi Sekolah

Yosea menceritakan perjuangan yang ia hadapi saat menempuh pendidikan di tempat asalnya. Tantangan besar muncul setelah ia lulus dari bangku SD Inpres Korupun, di mana saat ia melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia harus berjalan kaki selama tiga hari tiga malam menuju Dekai, ibu kota kabupaten Yahukimo. Ia tidak sendirian, ia ditemani oleh teman-teman seangkatannya.

“Saya ingat betul perjalanannya sangat melelahkan, tetapi tekad untuk melanjutkan sekolah membuat saya mampu bertahan hingga sampai tujuan (sekolah) dengan selamat,” ucap anak kedua dari lima bersaudara tersebut.

Seiring berjalannya waktu, ia pun tinggal bersama saudaranya di Dekai demi melanjutkan studinya.

Tekadnya untuk sekolah membawanya berhasil menyelesaikan bangku SMP tepat waktu. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen Koinonia Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua.

Perjuangan tidak berhenti di SMP, Yosea pada masa SMA harus bekerja serabutan. Menjual koran, memotong rumput, mencuci piring, membantu pekerjaan rumah, ia lakukan semua untuk mencukupi kebutuhan hidup dan biaya sekolah.

Saat kelas 12, Yosea berhasil mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Provinsi Papua. Setelah lulus SMA pada tahun 2018, ia bersama teman-temannya diberangkatkan ke Jakarta untuk belajar bahasa Inggris di Jakarta International School (JIC) selama satu tahun.

Melanjutkan Studi di Universitas Dinamika

Setelah satu tahun belajar bahasa Inggris di JIC, Yosea memutuskan untuk melanjutkan studi di dalam negeri dan ia memilih jurusan S1 Teknik Komputer Universitas Dinamika Surabaya sebagai wadah untuk melanjutkan pendidikannya.

Artikel Lainnya :  Dorong Guru Kembangkan Keterampilan Mengajar Lewat Pelatihan Animaker

Yosea mendapatkan banyak teman baru dari berbagai kalangan dan latar belakang, dan ia merasa semakin termotivasi untuk terus berkembang. Lingkungan kampus IT yang suportif membuatnya cepat beradaptasi dan berani mengeksplor hal-hal baru di bidang teknologi.

Namun, proses studi Yosea di Undika juga harus berhadapan dengan beberapa tantangan, seperti Yosea yang harus kembali ke Papua karena alasan tertentu, dan adanya kendala pengiriman biaya hidup dan pembayaran kuliah setelah adanya pemekaran provinsi di Papua.

“Kondisi tersebut berdampak pada kelancaran studi saya karena tunggakan biaya kuliah saya yang makin menumpuk,” gumamnya.

Walaupun menghadapi kendala tersebut, Yosea tetap berkomitmen untuk menyelesaikan studi dengan segala keterbatasannya. Ia terus berjuang untuk menyelesaikan kuliahnya tepat waktu sembari berharap ada jalan keluar untuk melunasi tunggakan yang masih tertinggal.

Yosea Mirin Mahasiswa asal Papua yang Melanjutkan Studi di Undika Surabaya
Yosea Mirin, Mahasiswa asal Papua yang Melanjutkan Studi di Undika Surabaya

Putus Komunikasi dengan Orang Tua

Sejak SMP hingga tahun 2025, Yosea telah kehilangan kontak langsung dengan orang tuanya yang tinggal di kampung Ila.

“Di kampung saya belum ada internet dan jaringan telekomunikasi. Satu-satunya alat komunikasi yang ada adalah SSB (radio), itupun hanya dibuka saat ada pesawat kecil yang masuk ke daerah saya,” ucapnya.

Walaupun begitu, ia masih bisa mendapatkan kabar melalui orang-orang yang berpergian ke kampung. Yosea mengerti kondisi orang tua mereka yang masih ada dengan kondisi sehat. Demikian pula sebaliknya, kabar mengenai Yosea juga sampai ke orang tuanya lewat teman-teman yang pulang ke kampung.

Komunikasi mereka berjalan melalui perantara orang lain, namun itu saja cukup untuk menguatkan Yosea untuk tetap bertahan dan berjuang dalam menyelesaikan pendidikannya.

“Suatu hari nanti saya bisa kembali bertemu dan berkumpul dengan keluarga saya di Papua setelah pendidikan saya selesai,” harapnya.

Program Dinamika Peduli

Melalui perjalanan hidupnya yang tidak mudah, Yosea menyadari bahwa pendidikan adalah jalan untuk mengangkat harkat dan martabat keluarga serta masyarakat daerahnya.

Artikel Lainnya :  Undika Maksimalkan Tracer Study untuk Kembangkan Kurikulum

Melihat hal ini, tentunya Universitas Dinamika tidak membiarkan perjuangan Yosea dalam menuntut ilmu terhenti begitu saja.

Universitas Dinamika, melalui Program Dinamika Peduli, memberikan dana bantuan pendidikan kepada Yosea yang telah diberikan pada Kamis (16/10/2025).

Lewat bantuan ini, Universitas Dinamika menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung mimpi setiap mahasiswa agar bisa menuntaskan pendidikannya tanpa terhenti di tengah jalan. Undika percaya, keterbatasan ekonomi seharusnya bukan alasan untuk menyerah mengejar cita-cita.

Sebagai kampus di Surabaya yang berfokus pada pembentukan generasi berdaya saing global dan berjiwa entrepreneur, Undika selalu berupaya menciptakan lingkungan belajar yang memberi kesempatan bagi siapa pun untuk berkembang.

“Program Dinamika Peduli ini jadi bukti nyata bahwa Undika ingin setiap mahasiswanya bisa terus melangkah, menyelesaikan studi, dan membawa dampak positif bagi masyarakat serta daerah asalnya,” ujar Budi Jatmiko, Rektor Undika.

Ingin Berkontribusi dalam Pembangunan Daerahnya

Kisah Yosea menjadi bukti bahwa perjuangan dan ketulusan tidak pernah sia-sia. Dari ceritanya, ia membuktikan bahwa pendidikan adalah jembatan untuk mengubah masa depan bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi orang lain di sekitarnya.

Saat ini, Yosea telah resmi menyelesaikan studinya di Universitas Dinamika. Namun, baginya, perjalanan belum berakhir. Ia membawa pulang lebih dari sekadar gelar sarjana. Ada ilmu, pengalaman, dan semangat baru yang ingin ia wujudkan di tanah kelahirannya.

Yosea mengatakan bahwa ia bercita-cita untuk kembali ke Papua dan berkontribusi dalam pembangunan daerahnya, khususnya lewat bidang teknologi yang selama ini ia tekuni. Ia berharap, apa yang telah ia pelajari di Undika bisa menjadi bekal untuk membantu membuka akses dan peluang baru bagi masyarakat di Papua, agar lebih siap menghadapi era digital yang terus berkembang.

yosea mirin, mahasiswa asal papua
Yosea Mirin bersama Rektor Undika saat Acara Wisuda ke-55

Artikel Terbaru